Hakekat Manusia Menurut Soren Aabye Kierkegaard



Søren Aabye Kierkegaard adalah seorang filsuf dan teolog abad ke-19 yang berasal dari Denmark. Kierkegaard sendiri melihat dirinya sebagai seseorang yang religius dan seorang anti-filsuf, tetapi sekarang ia dianggap sebagai bapaknya filsafat eksistensialisme. Kierkegaard menjembatani jurang yang ada antara filsafat Hegelian dan apa yang kemudian menjadi Eksistensialisme. Kierkegaard terutama adalah seorang kritikus Hegel pada masanya dan apa yang dilihatnya sebagai formalitas hampa dari Gereja Denmark. Filsafatnya merupakan sebuah reaksi terhadap dialektik Hegel.

Karya-karya Kierkegaard sebagian besarmembahas masalah-masalah agama seperti misalnya hakikat iman, lembaga Gereja Kristen, etika dan teologi Kristen, dan emosi serta perasaan individu ketika diperhadapkan dengan pilihan-pilihan eksistensial. Karena itu, karya Kierkegaard kadang-kadang digambarkan sebagai eksistensialisme Kristen dan psikologi eksistensial. Karena ia menulis kebanyakan karya awalnya dengan menggunakan berbagai nama samaran, yang seringkali mengomentari dan mengkritik karya-karyanya yang lain yang ditulis dengan menggunakan nama samaran lain, sangatlah sulit untuk membedakan antara apa yang benar-benar diyakini oleh Kierkegaard dengan apa yang dikemukakannya sebagai argumen dari posisi seorang pseudo-pengarang. Ludwig Wittgenstein berpendapat bahwa Kierkegaard "sejauh ini, adalah pemikir yang paling mendalam dari abad ke-19".

Biografi

Søren Kierkegaard yang lahir pada 5 Mei 1813 di Kopenhagen, Denmark. Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya di Kopenhagen, ibukota Denmark. Ayahnya, Michael Pedersen Kierkegaard, adalah seseorang yang sangat saleh. Ia yakin bahwa ia telah dikutuk Tuhan, dan karena itu ia percaya bahwa tak satupun dari anak-anaknya akan mencapai umur melebihi usia Yesus Kristus, yaitu 33 tahun. Ia percaya bahwa dosa-dosa pribadinya, seperti misalnya mengutuki nama Allah pada masa mudanya dan kemungkinan juga menghamili ibu Kierkegaard di luar nikah, menyebabkan ia layak menerima hukuman ini. Perkenalan dengan pemahaman tentang dosa pada masa mudanya, dan hubungannya dari ayah dan anak meletakkan dasar bagi banyak karya Kierkegaard (khususnya Takut dan Gentar). Ibunda Kierkegaard, Anne Sørensdatter Lund Kierkegaard, tidak secara langsung dirujuk dalam buku-bukunya, meskipun ia pun mempengaruhi tulisan-tulisannya di kemudian hari. Meskipun sifat ayahnya kadang-kadang melankolis dari segi keagamaan, Kierkegaard mempunyai hubungan yang erat dengan ayahnya. Ia belajar untuk memanfaatkan ranah imajinasinya melalui serangkaian latihan dan permainan yang mereka mainkan bersama.

Ayah Kierkegaard meninggal dunia pada 9 Agustus 1838 pada usia 82 tahun. Sebelum meninggal dunia, ia meminta Søren agar menjadi pendeta. Søren sangat terpengaruh oleh pengalaman keagamaan dan kehidupan ayahnya dan merasa terbeban untuk memenuhi kehendaknya. Ia melanjutkan pelajarannya dalam bidang teologi di Universitas Kopenhagen, namun sementara di sana ia semakin tertarik akan filsafat dan literatur. Di universitas, Kierkegaard menulis disertasinya, Tentang Konsep Ironi dengan Rujukan Terus-Menerus kepada Socrates, yang oleh panel universitas dianggap sebagai karya yang penting dan dipikirkan dengan baik, namun agak terlalu berbunga-bunga dan bersifat sastrawi untuk menjadi sebuah tesis filsafat. Kierkegaard lulus pada 20 Oktober 1841 dengan gelar Magistri Artium, yang kini setara dengan Ph.D. Dengan warisan keluarganya, Kierkegaard dapat membiayai pendidikannya, dan ongkos hidupnya.

Regine Olsen, cintanya dalam hidupnya, dan bahan-bahan tulisannya. Sebuah aspek penting dari kehidupan Kierkegaard (biasanya dianggap mempunyai pengaruh besar dalam karyanya) adalah pertunangannya yang putus dengan Regine Olsen (1822 - 1904). Kierkegaard berjumpa dengan Regine pada 8 Mei 1837 dan segera tertarik kepadanya. Begitu pula dengan Regine. Pada 8 September 1840, Kierkegaard resmi meminang Regine. Namun, Kierkegaard segera merasa kecewa dan melankolis tentang pernikahan. Kurang dari setahun setelah pinangannya, ia memutuskannya pada 11 Agustus 1841. Dalam jurnal-jurnalnya, Kierkegaard menyebutkan keyakinannya bahwa sifat “melankolis”nya membuatnya tidak cocok untuk menikah; tetapi motif sebenarnya untuk memutuskan pertunangannya itu tetap tidak jelas. Biasanya diyakini bahwa keduanya memang sangat saling mencintai, barangkali bahkan juga setelah Regine menikah dengan Johan Frederik Schlegel (1817–1896), seorang pegawai negeri terkemuka.

Søren Kierkegaard meninggal di Kopenhagen, Denmark, pada 11 November 1855.

Di tahun 1841, Kierkegaard meluncurkan karyanya yang berjudul The Concept Irony (Om Begrebet Ironi). Pada karya ini terlihat kecerdasan dan originalitasnya. Penentangn terhadap Hegelian yang general. Karya berikutnya diluncurkan pada tahun 1846, Consluding Unscientific Postcript ( Uvidenskabelig Efterskriff). Karya tersebut menjelaskan bagaimana semua bermuara pada sebuah kebenaran subjek.
Beberapa karya beliau yang lain Enten Eller pada tahun 1843, Philoshopiske Smuler pada tahun 1844. Sementara itu beliau juga dikenal dengan buku beraliran kristiani. Sebut saja karyanya Work of Love (Kjerlighhedens Gjerninger paa tahun 1847. Ditambah pada dua bukurnya Christian Discourses (Cristian Taler), The Sicknes into Death (Sygdomen til Doden)


Pokok Pokok Pemikiran SA Kierkegaard

Sebagai seorang penganut eksistensialisme ada dua bagian penting dalam pemikiran Kierkegaard ini. Ide poko tersebut berhubungan tentang manusia. Berikutnya Kierkegaard lebih menyampaikan tentang eksistensialisme itu sendiri dari sudut pandangnya.
Tentang Manusia menurut Kierkegaard
Kierkegaard menyampaikan sebuah penekanan pada diri yang memiliki eksistensi yang beriringan dengan analisa terhadap faktor religi seperti iman, pilihan, rasa takut, rasa putus asa. Pemikiran ini memiliki pengaruh di Jerman pada tahun 1918. Beberapateologi protestan seperti Heidegger, Jasper, Buber, Barh dan Marcel mendukungnya. Alur pikiran beliau mempertanyakan persoalan dasar dalam hidup. Apakah artinya menjadi seorang kristiani? Tanpa menunjukkan wujudyang general, pndangan tersebut dijelaskan sebagai seorang individu. Kierdeegard berharap penganut para kristiani memahami otentisitas kristen dengan baik. Beliau beranggapan ada dua lawan dari Kristen yaitu Hegelian yang dianggap berpikiran abstrak. Hegelian dan filsafat Descartes akan melenyapkan kepribadian dan manusia sehingga hanya di dapat makna kehidupan yang dangkal
Musuh ke dua bagi kristen adalah konvensi, meliputi kebiasaan umum jemaat gereja yang berpikir tidak dalam, tidak menghayati kristen. Ini berakibat agama menjadi kosong dan mempertanyakan apalah arti seorang kristiani seperti ini.

Pembantahan Kierdegaard pada Hegel didasarkan pada peremehan eksitensi kongkret, sama sama diketahui bahwasanya Hegel lebih memprioritaskan idea yang bersifat umum. Hegel menyatakan bahwasanya manusia itu hanya hidup sebagai ‘saya yang umum’ sementara Kierdegaard lebih memahami kehidupan manusia sebagai ‘saya yang individual’. Konsep ‘saya yang individual’ menyampaikan bahwa individu tersebut bersifat unik, tak bisa dijabarkan dalam sesuatu bentuk lain.

Kierdegaard juga dikenal tidaksuka pada usaha membentuk agama Kristen menjadi agama yang beralasan (reasonable. Beliau juga tidak suka akan pembelaan pada agama Kristen dengan alasan alasan obyektif. Kierdegaard lebih menekankan pada pemuka agama kristen, pada tempat ibadah agam kristen dan ritual ibadah yang mistis, dia tidak menerima sebuah ‘perantara’ antara individu dengan tuhannya; seperti Pendeta.

Tentang Eksistensi Menurut Kierdegaard
Kierdegaard mengajukan pertanyaan pada saat mengawali pemikirannya. Untuk manusia yang paling utama dan penting adalah ke- ada-an dirinya sebagai eksistensi diri. Eksistensi manusia bukan sebuah proses statis melainkan dinamis. Artinya manusia akan selalu bergerak dari kemungkinan. Proses tersebut berubah dari sekarang yang hanya mungkin dan besok akan menjadi kenyataan.

Oleh sebab itu manusia mempunyai kebebasan, kebebasan dalam perubahan mungkin hingga menjadi nyata. Ituah eksistensi manusia ; berada dan terjadi pada kebebasan. Kebebasan itu timbul pada setiap aktifitas manusia. Memiliki eksistensi berarti berani mengambil keputusan dalam menentuakan sesuatu pada kehidupan. Dengan konsekuensi, tanpa keberanian mengambil keputusan tak akan ada keberanian untuk melakukan.

Mengenai eksistensi ini, lebih lanjut Kierdegaard mengelompokkannya menjadi tiga bahagian. Bagian tersebut yaitu Estetis, Etis dan Religius.

Eksistensi Estetis dianggap sesuatu yang berkaitan dengan seni dan keindahan. Kehidupan manusia dalam lingkungan , sebab itu yang dimiliki alam dan bisa dinikmati manusia dengan baik. Eksistensi estetis berhubungan dengan hal yang membuat pengalaman hasrat dan emosi dalam kenikmatan. Eksistensi ini tidak mengenal nilai dan norma, tidak ditentukan oleh iman dan keyakinan.

Eksistensi Etis, setelah menikmati dunia maka manusia akan menelaah ke dalam jiwanya. Demi memperoleh keseimbangan hidup, manusia tidak hidup dalam kesenangan estetis saja,melainkan harus memperhatikan bgaimana nilai dan norma berlaku. Sebagai contoh untuk menyalurkan dan menikmati hasrat s3ks maka manusia harus menikah.

Eksistensi Religius
, terlepas dari semua hal yang nyata. Ini telah berkaitan dengan bagian terdalam pada jiwa manusia. Pergerakan sampai pada titik absolut yaitu adanya Tuhan. Hal hal sejenis ini tidak lagi bisa dijangkau oleh logika manusia. Padanan tertinggi ini dijelaskan sebagai bentuk perubahan dan peningkatan pemikiran dari logis hingga menjadi religi. Tak lepas ini semua didukung oleh iman dan keyakinan.

Karya Søren Kierkegaard:
  • (1841) Konsep Ironi (Om Begrebet Ironi med stadigt Hensyn til Socrates)
  • (1843) Ini/Itu (Enten - Eller)
  • (1843) Takut dan Gentar (Frygt og Bæven)
  • (1843) Repetisi (Gjentagelsen)
  • (1844) Fragmen Filsafat (Philosophiske Smuler)
  • (1844) Konsep tentang Kecemasan (Begrebet Angest)
  • (1845) Tahap-tahap Jalan Kehidupan (Stadier paa Livets Vei)
  • (1846) Menyimpulkan Catatan Penutup yang Tidak Ilmiah bagi Fragmen-fragmen
  • Filsafat(Afsluttende uvidenskabelig Efterskrift)
  • (1847) Wacana Membangun dalam Berbagai Roh (Opbyggelige Taler i forskjellig Aand)
  • (1847) Karya Cinta Kasih (Kjerlighedens Gjerninger)
  • (1848) Wacana Kristen (Christelige Taler)
  • (1849) Nestapa Hingga Mati (Sygdommen til Døden)
  • (1850) Praktik dalam Kekristenan (Indøvelse i Christendom)

Sumber:
  • Wikipedia
  • Kompasiana
  • biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id
  • sejarahmatematika1.blogspot.co.id
  • ejournal-unisma.net

                           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pokok Pemikiran Rene Descartes

Manusia Menurut Sartre